TANAH-JAWA(SIMALUNGUN )– Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Tanah Jawa Pahlawati Tampubolon mengakui telah melakukan pengutipan dana dari para siswa untuk kegiatan perpisahan guru. Pengakuan ini muncul setelah adanya laporan dari salah satu orang tua murid yang enggan disebutkan identitasnya, menyebut bahwa setiap siswa diminta membayar Rp 20 ribu untuk kegiatan tersebut. Kutipan ini dikenakan kepada seluruh siswa dari kelas 1 hingga kelas 3.
Orang tua murid tersebut menyampaikan kepada media bahwa pungutan itu dilakukan tanpa musyawarah yang jelas dan terkesan memberatkan. "Semua siswa diminta bayar Rp 20 ribu, tidak peduli kelas berapa. Ini kan tidak adil, apalagi tidak semua orang tua mampu".Ujarnya, Senin (26/05/2025).
Menanggapi hal ini, pihak media mencoba mengonfirmasi langsung kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Tanah Jawa melalui pesan WhatsApp. Dalam balasannya, Kepala Sekolah membantah jumlah kutipan tersebut. "Bukan, Pak, hanya Rp15 ribu," jawabnya singkat dalam pesan tersebut.
Namun, pernyataan Kepala Sekolah tersebut dibantah kembali oleh orang tua murid yang bersangkutan. Ia tetap menyatakan bahwa kutipan sebesar Rp20 ribu telah dilakukan. Bahkan, menurutnya, ketika ada salah satu siswa SMP Negeri 3 Tanah Jawa ada meninggal dunia, pihak sekolah membagi Rp5 ribu dari uang kutipan tersebut untuk diserahkan kepada keluarga almarhum.
Kejadian ini memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk dari Ilham Syaputra, perwakilan DPD Sumut LSM Geram Banten Indonesia. Ketika diminta tanggapannya, Ilham menyayangkan tindakan tersebut. "Kami berharap dinas terkait segera turun tangan dan memberikan sanksi tegas kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Tanah Jawa," Ucapnya.
Menurut Ilham, sekolah seharusnya menjadi tempat yang mendidik dan melindungi siswa, bukan malah memberatkan mereka dengan kutipan yang tidak transparan. Ia juga menilai bahwa tindakan seperti ini bisa merusak kepercayaan masyarakat terhadap institusi pendidikan.
Kasus ini pun diharapkan menjadi perhatian serius bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Simalungun. Masyarakat berharap ada audit menyeluruh terhadap penggunaan dana sekolah,Agar tidak ada lagi praktik pungutan liar yang merugikan siswa dan orang tua.
Dengan mencuatnya kasus ini, para orang tua murid meminta kejelasan dan pertanggungjawaban dari pihak sekolah, serta menginginkan agar setiap kebijakan yang menyangkut keuangan siswa dilakukan secara terbuka dan melalui musyawarah bersama.
(Team)
Social Header