Breaking News

Pangulu Nagori Pokan Baru Jefri Gultom Tegaskan Siap Mati Demi Membela Kebenaran Masyarakat Terkait Sengketa Lahan.


SIMALUNGUN(SUMUT)– Sengketa lahan antara PT Kwala Gunung dengan masyarakat di tiga desa, yakni Bosar Galugur, Mariah Hombang, dan Pokan Baru, hingga kini belum juga menemui titik terang. Persoalan yang telah berlangsung bertahun-tahun ini semakin memanas setelah keterlibatan seorang pengusaha bernama B. Dolok Saribu yang mengaku telah membeli lahan dari PT Kwala Gunung.

Menurut salah seorang warga Pokan Baru, E. Gultom, masyarakat menilai klaim pembelian lahan tersebut tidak berdasar. “Sengketa lahan ini sudah lama terjadi. Tiba-tiba ada pengusaha yang mengaku membeli lahan. Kalau pun PT Kwala Gunung mau menjual, kami warga siap mengganti rugi, karena lahan itu adalah tanah asli kami, bukan milik pendatang,”.Tegasnya.

Kepala Desa (Pangulu) Pokan Baru, Kecamatan Hutabayu Raja, Kabupaten Simalungun, Jefri Gultom, saat dikonfirmasi Selasa (09/09/2025) di kantornya, membenarkan adanya permasalahan tersebut. Ia menyebut keterlibatan B. Dolok Saribu dalam kasus ini justru memperkeruh suasana, apalagi beberapa warga sempat dilaporkan ke pihak kepolisian akibat konflik yang terjadi.

“Sejak saya menjabat, belum pernah sekalipun B. Dolok Saribu menunjukkan surat jual beli dari Timbul Jonson Situmorang, yang mengaku kuasa dari PT Kwala Gunung. Jadi secara pemerintahan, saya tidak bisa mengakui kebenarannya,” Ujar Jefri Gultom.

Ia menambahkan, hingga kini tidak jelas dasar hukum jual beli lahan tersebut. Menurutnya, objek lahan yang dikuasai PT Kwala Gunung hanya sebatas izin prinsip, sehingga secara logika tidak mungkin dilakukan transaksi jual beli.

Pernyataan ini semakin menguatkan posisi masyarakat tiga desa yang menolak pengakuan sepihak terkait kepemilikan lahan. Warga tetap bersikeras bahwa tanah tersebut merupakan hak mereka yang sudah diwariskan secara turun-temurun.

Jefri Gultom menegaskan, sebagai Pangulu, dirinya akan terus berada di garda terdepan untuk membela masyarakatnya. Ia menolak segala bentuk tekanan yang merugikan hak rakyat. “Selama belum ada bukti sah dan legal, klaim jual beli itu tidak bisa diterima. Kami siap memperjuangkan hak masyarakat sampai kapan pun,”.Jelasnya.

Dengan nada tegas, Jefri menutup pernyataan bahwa dirinya rela berkorban demi membela kepentingan rakyat yang dipimpinnya. “Saya siap mati demi kebenaran masyarakat,” .Pungkasnya.



(Red)

© Copyright 2025 - MediaKita.Online
Menerima jasa Pembuatan Website Berita, Program Perkantoran, Aplikasi Dll Wa 085831030897